About

Peringatan Hari Bumi Internasional Mahasiswa Pendidikan Biologi

karena dengan bumi yang hijau, ia dapat menghasilkan oksigen kehidupan.

Pendidikan Biologi 2015 UNIVERSITAS JEMBER

Bissmillah WISUDA BERSAMA

Pameran Daur Ulang

Jagalah lingkungan ini dengan memanfaatkan bahan yang tak berguna

The Key Of World

Banyak membaca menjadikan kita banyak tau, dengan tau kita dapat menggenggam dunia

SEE YOU AGAIN

Banyak membaca menjadikan kita banyak tau, dengan tau kita dapat menggenggam dunia

Senin, 13 Juni 2016

STUDY LAPANG PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS JEMBER ANGKATAN 2015


STUDY LAPANG PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS JEMBER ANGKATAN 2015

Study lapang yang kami lakukan pada tanggal 03 juni 2016 kemarin berada di Tempat Pembuangan Akhir dan berada di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yang bertempat di kabupaten jember.
dari sana kami mendapatkan banyak pengetahuan mengenai TPA dan PUSLIT
Hasil wawancara yang kami dapat terdapat dua point utama yaitu

a.       TPA
TPA atau singkatan dari Tempat Pembuangan Akhir merupakan tempat penimbunan sampah-sampah masyarakat jember sehari-hari. TPA ini pertama kali terbentuk saat pasar tanjung berdiri, yaitu kurang lebih saat masa koloial belanda. Banyaknya sampah-sampah di TPA ini menjadikan tempat ini lautan dan gunungan sampah yang menimbulkan bau yang amat sangat. Dan semua sampah-sampah tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar TPA tersebut. Namun pemukiman warga di buat jauh dari tempat pembuangan sampah ini agar warga tidak tercemar dengan penyakit yang diakibatkan oleh sampah-sampah tersebut. Verktor atau penyakit yang dapat di akibatkan oleh sampah tersebut bisa menjalar lewat angin ataupun serangga-serangga seperti lalat dan sebagainya. Oleh karena itu sampah-sampah tersebut harusnya dikelola secara optimal agar selain berguna juga dapat mengandung nilai jual tinggi. Biasanya sampah sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Kemudian sampah organik biasanya ditimbun di dalam tanah agar menjadi humus yang berguna untuk tanaman. Kemudian untuk sampah anorganik dapat dilakukan sistem Reuse, Reduse, dan Recycle untuk dipergunakan sebagai alat-alat rumah tangga seperti tas, karpet, dan lain sebagainya.
b.      PUSLIT
Perjalanan kami selanjutnya yaitu menuju Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. PUSLIT ini bertempat di desa Nogosari, kecamatan Rambipuji, kabupaten Jember. Disini kami diberikan berbagai macam materi oleh Bapak Indro dan Bapak Furqon. PUSLIT ini berdiri pada 1 Januari 1911, PUSLIT ini dulunya bernama Besuki grup stasiun. Kemudian namanya berganti-ganti sesuai tuntutan zaman. Kopi di PULIT ini berjenis kopi robusta yang hidup di dataran rendah, sedangkan kopi yang hidup di dataran tinggi adalah kopi berjenis arabica. Kopi ini kerap kali terjangkit hama-hama dan virus seperti jamur, kerat daun, dan masih banyak lagi. Kemudian selain kopi terdapat pula kakao atau coklat. Ada beberapa faktor yang mempngaruhi pertumbuhan kakao yaitu cahaya, angin, dan suhu. Cahaya yang baik untuk pertumbuhan kakao adalah cahaya yang tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap. Angin yang diperlukan juga angin yang tidak terlalu kencang. Serta suhu yang digunakan adalah suhu yang tidak ekstream. Kopi dan kakao disini dinaungi oleh berbagai jenis tumbuhan, dan tumbuhan yang sering digunakan adalah tumbuhan lamtoro, namun jenis lamtoro yang digunakan adalah lamtoro yang tidak menghasilkan buah atau biji, hal ini disebabkan karena bunganya steril. Selain itu, lamtoro jenis ini memiliki daun yang rindang dan mudah di atur.
Disini dilakukan berbagai persilangan-persilangan agar menghasilkan tanaman yang berkualitas baik. Salah satu perbanyakan yang dilakukan adalah Hibrida F1 (perkawinan menyilang) dengan beberapa syarat yaitu harus dengan kekerabatan jauh dan memiliki sifat unggul. Slain menggunakan cara tersebut, dapat pula dilakukan dengan cara stek, namun kakao sulit di stek karena hormon auksinnya rendah. Teknik lain yang digunakan adalah dengan cara okulasi dan kultur jaringan.
 Hama pada kakao yaitu meliputi
·        1. jamur akar,
·       2.   penyakit buluh daun,
·       3.   penyakit busuk buah,
·        4.  kepek penghisap buah,
·        5.  penggerek buah kakao.
Tahap selanjutnya yaitu pada pengolahan kakao meliputi pengolahan primer dan sekunder. Pada pengolahan primer, kopi yang baru dipetik selanjutnya dihilangkan kadar airnya hingga 7%, kemudian buah dipecahkan lalu memeras lendirnya, selanjutnya memfermentasinya, lalu dikeringkan selama 40 jam, dan terakhir adalah sortasi. Sedangkan pada tahap pengolahan kopi juga terdiri atas pengolahan primer dan sekunder. Pertama tama kopi dikupas, kemudian dilakukan fermentasi, yang kemudian biji kopi di cuci dan dikeringkan,  kemudian mengupas kulit tanduknya, dan tahap terakhir adalah sortasi.
            Coklat yang kita makn selama ini berasal dari biji kakao yang amat pahit, jika tidak di olah sedemikian rupa maka tidaka akan menghasilkan coklat yang manis. Pemrosesan menjadi coklat ini dilakukan di ruang khusus dengan menjaga kesterilannya. Pertama tama biji coklat di fermentasi, setelah itu dilakukan proses roaster selama 30 menit dengan suhu 120 derajat, setelah itu biji dpecahkan dan dipisahkan dari kulit ari, kemudian dilakukan penggilingan sebanyak 6 kg/jam, selanjutnya proses pengempa, lalu di campur dalam suhu 60 derajat, lalu kakao di ayak agar halus, setelah itu dihaluskan kembali, lalu disimpan, setelah disimpan kemudian di campur sedemikian rupa, lalu dicetak dan dibekukan, dan tahap terakhir adalah  pengemasan.
Kakao siap dijual, coklat dan kopi hasil produksi PUSLIT diperjual belikan di sebuah outlet di dekat tempat pengolahan, disana terdapat kopi bubuk, coklat bubuk, permen, sampai ice cream.