STUDY LAPANG PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS JEMBER ANGKATAN 2015
Study lapang yang kami lakukan pada tanggal 03 juni 2016 kemarin berada di Tempat Pembuangan Akhir dan berada di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yang bertempat di kabupaten jember.
dari sana kami mendapatkan banyak pengetahuan mengenai TPA dan PUSLIT
Hasil wawancara yang kami dapat terdapat dua point utama yaitu
a.
TPA
TPA atau singkatan dari Tempat Pembuangan Akhir merupakan
tempat penimbunan sampah-sampah masyarakat jember sehari-hari. TPA ini pertama
kali terbentuk saat pasar tanjung berdiri, yaitu kurang lebih saat masa koloial
belanda. Banyaknya sampah-sampah di TPA ini menjadikan tempat ini lautan dan
gunungan sampah yang menimbulkan bau yang amat sangat. Dan semua sampah-sampah
tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar TPA tersebut. Namun pemukiman warga
di buat jauh dari tempat pembuangan sampah ini agar warga tidak tercemar dengan
penyakit yang diakibatkan oleh sampah-sampah tersebut. Verktor atau penyakit
yang dapat di akibatkan oleh sampah tersebut bisa menjalar lewat angin ataupun
serangga-serangga seperti lalat dan sebagainya. Oleh karena itu sampah-sampah
tersebut harusnya dikelola secara optimal agar selain berguna juga dapat
mengandung nilai jual tinggi. Biasanya sampah sampah tersebut dipisahkan antara
sampah organik dan anorganik. Kemudian sampah organik biasanya ditimbun di
dalam tanah agar menjadi humus yang berguna untuk tanaman. Kemudian untuk
sampah anorganik dapat dilakukan sistem Reuse, Reduse, dan Recycle untuk
dipergunakan sebagai alat-alat rumah tangga seperti tas, karpet, dan lain
sebagainya.
b.
PUSLIT
Perjalanan kami selanjutnya yaitu menuju Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia. PUSLIT ini bertempat di desa Nogosari, kecamatan
Rambipuji, kabupaten Jember. Disini kami diberikan berbagai macam materi oleh
Bapak Indro dan Bapak Furqon. PUSLIT ini berdiri pada 1 Januari 1911, PUSLIT
ini dulunya bernama Besuki grup stasiun. Kemudian namanya berganti-ganti sesuai
tuntutan zaman. Kopi di PULIT ini berjenis kopi robusta yang hidup di dataran
rendah, sedangkan kopi yang hidup di dataran tinggi adalah kopi berjenis
arabica. Kopi ini kerap kali terjangkit hama-hama dan virus seperti jamur,
kerat daun, dan masih banyak lagi. Kemudian selain kopi terdapat pula kakao
atau coklat. Ada beberapa faktor yang mempngaruhi pertumbuhan kakao yaitu
cahaya, angin, dan suhu. Cahaya yang baik untuk pertumbuhan kakao adalah cahaya
yang tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap. Angin yang diperlukan juga
angin yang tidak terlalu kencang. Serta suhu yang digunakan adalah suhu yang
tidak ekstream. Kopi dan kakao disini dinaungi oleh berbagai jenis tumbuhan,
dan tumbuhan yang sering digunakan adalah tumbuhan lamtoro, namun jenis lamtoro
yang digunakan adalah lamtoro yang tidak menghasilkan buah atau biji, hal ini
disebabkan karena bunganya steril. Selain itu, lamtoro jenis ini memiliki daun
yang rindang dan mudah di atur.
Disini dilakukan berbagai persilangan-persilangan agar
menghasilkan tanaman yang berkualitas baik. Salah satu perbanyakan yang
dilakukan adalah Hibrida F1 (perkawinan menyilang) dengan beberapa syarat yaitu
harus dengan kekerabatan jauh dan memiliki sifat unggul. Slain menggunakan cara
tersebut, dapat pula dilakukan dengan cara stek, namun kakao sulit di stek
karena hormon auksinnya rendah. Teknik lain yang digunakan adalah dengan cara
okulasi dan kultur jaringan.
Hama pada kakao
yaitu meliputi
· 1. jamur akar,
· 2. penyakit buluh
daun,
· 3. penyakit busuk
buah,
· 4. kepek penghisap
buah,
· 5. penggerek buah
kakao.
Tahap selanjutnya yaitu pada
pengolahan kakao meliputi pengolahan primer dan sekunder. Pada pengolahan
primer, kopi yang baru dipetik selanjutnya dihilangkan kadar airnya hingga 7%,
kemudian buah dipecahkan lalu memeras lendirnya, selanjutnya memfermentasinya,
lalu dikeringkan selama 40 jam, dan terakhir adalah sortasi. Sedangkan pada
tahap pengolahan kopi juga terdiri atas pengolahan primer dan sekunder. Pertama
tama kopi dikupas, kemudian dilakukan fermentasi, yang kemudian biji kopi di
cuci dan dikeringkan, kemudian mengupas
kulit tanduknya, dan tahap terakhir adalah sortasi.
Coklat yang kita makn selama ini berasal dari biji kakao
yang amat pahit, jika tidak di olah sedemikian rupa maka tidaka akan
menghasilkan coklat yang manis. Pemrosesan menjadi coklat ini dilakukan di
ruang khusus dengan menjaga kesterilannya. Pertama tama biji coklat di
fermentasi, setelah itu dilakukan proses roaster selama 30 menit dengan suhu
120 derajat, setelah itu biji dpecahkan dan dipisahkan dari kulit ari, kemudian
dilakukan penggilingan sebanyak 6 kg/jam, selanjutnya proses pengempa, lalu di
campur dalam suhu 60 derajat, lalu kakao di ayak agar halus, setelah itu dihaluskan
kembali, lalu disimpan, setelah disimpan kemudian di campur sedemikian rupa,
lalu dicetak dan dibekukan, dan tahap terakhir adalah pengemasan.
Kakao siap dijual, coklat dan
kopi hasil produksi PUSLIT diperjual belikan di sebuah outlet di dekat tempat
pengolahan, disana terdapat kopi bubuk, coklat bubuk, permen, sampai ice cream.
0 komentar:
Posting Komentar